2024-04-03 Dipublikasikan oleh : - views : 438

RAMADHAN DAN KESALEHAN ARTIFISIAL

Oleh : Ghazian Luthfi Zulhaqqi

Bulan Ramadhan nyaris selalu memunculkan suasana yang khas dan berbeda dibandingkan dengan bulan selainnya. Statusnya sebagai bulan yang spesial sukar untuk dibantah, bahkan hanya dari nuansa yang menyertainya. Seketika saat Ramadhan datang, bahkan sejak sepekan menjelang, sejuk bayunya sudah terasa. Tidak dapat dijelaskan, tetapi saya yakin kita semua mengalaminya. Terlebih selama kurun bulan Ramadhan berjalan. Sekali lagi, hal ini terjadi, tidak lain karena kedudukan bulan ini yang memang spesial. Suasana yang tidak didapati di bulan selain Ramadhan.

Selain kudapan seperti kurma dan kolak yang menjamur di tepi ruas-ruas jalan atau pementasan bernuansa Ramadhan, baik di layar kaca, media sosial maupun tatap muka yang bertebaran, kalau kita cermati lagi, ada fenomena lain yang juga sangat identik dengan bulan ini. Fenomena tersebut adalah mendadak ramainya surau-surau dan masjid oleh muslimin yang beribadah. Orang menjadi sangat saleh dan dermawan saat Ramadhan tiba. Tak hanya amalan fardu, tetapi yang sunnah pun turut ditegakkan setegak mungkin. Padahal barangkali, sebagian dari kita di luar Ramadhan, salat wajib hanya “Senin-Kamis” alias jarang-jarang. Berkunjung ke masjid hanya sepekan sekali, yaitu dalam rangka salat Jumat saja, serta pijar filantropinya pun biasanya redup. Tetapi saat Ramadhan datang, banyak yang mendadak bersalin muka, seketika laku berubah mulia.

BACA SELENGKAPNYA DI SINI

Nilai IPKP dan IPAK


Hubungi Kami

Info Lainnya